Pages

Friday, March 11, 2011

Tifatul Sembiring, RIM dan Negara Republik Indonesia


Beberapa waktu yang lalu di media ribut karena pihak Kementrian Komunikasi dan Informatika RI (Kemkominfo) mengumumkan 7 point tuntutannya kepada Research in Motion (RIM) sebagai penyedia layanan BlackBerry. Ketidakpatuhan  RIM terhadap tuntutan-tuntutan Kemkominfo itu akan berakibat ditutupnya layanan BlackBerry di Indonesia. Dalam sekejap respon ketidaksetujuan pengguna internet pun berdatangan. Di akun twitter Menteri Kominfo ini dibanjiri dengan berbagai protes baik yang  pro maupun yang kontra. Tetapi sangat terlihat kalau serangan yang kontra lebih ganas, baik yang sopan maupun yang penuh caci maki.

Ke 7 tuntutan pemerintah itu yaitu 1) RIM harus mematuhi peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. 2) RIM diminta membuka perwakilannya di Indonesia, karena pelanggannya sudah lebih dari dua juta orang. 3) RIM diminta membuka service center di Indonesia. 4) RIM diminta merekrut tenaga kerja lokal secara proporsional. 5) RIM diminta sebanyak mungkin menggunakan konten lokal Indonesia, khususnya mengenai software. 6) RIM diminta memasang software blocking situs porno. 7) RIM diminta membangun server/repeater di Indonesia agar aparat penegak hukum dapat melakukan penyelidikan terhadap pelaku kejahatan.

Secara umum kalau melihat tuntutan itu sepertinya tidak ada yang salah. Bahkan beberapa dari tuntutan itu pada saat Kemkominfo mengumumkan tuntutan ini, sudah dilaksanakan oleh RIM. Lalu apa yang membuat tuntutan itu mendapat perlawanan yang luar biasa dari pengguna internet (tweeps, facebooker, kaskuser,dll) di Indonesia ? Bagaimana pula aturan sejenis di negara-negara lainnya diberlakukan ?

Faktor Tifatul Sembiring

Ide Menkominfo tersebut sebenarnya didukung oleh banyak lembaga negara. KPK, Polri, YLKI, dan praktisi dan expert IT di Indonesia mendukung gagasan itu. Dengan adanya server di Indonesia yang memungkinkan penegak hukum bisa mengakses data itu pencegahan dan penanganan berbagai tindakan kejahatan akan sangat terbantu. Dengan adanya service center di Indonesia, pengguna BlackBerry pun akan sangat diuntungkan terutama untuk layanan purna jual, dan keuntungan-keuntungan lainnya baik itu untuk pengguna BlackBerry sendiri maupun untuk kepentingan negara.

Dan rupanya memang serangan pengguna internet yang luar biasa terhadap tuntutan itu tak terlepas dari faktor sang menteri, Tifatul Sembiring. Sejak awal pengangkatannya sebagai menteri Komunikasi dan Informatika di internet sudah banyak komentar penolakan dan underestimate kepada menteri mantan Presiden PKS ini. Beberapa waktu kemudian evaluasi UKP4 mengatakan Tifatul Sembiring bersama Menkumham dan Menteri PU mendapat raport merah. Ditambah lagi dalam Survey LSI juga disebutkan Tifatul Sembiring layak masuk bursa menteri yang harus di reshuffle. Serangan berturut-turut itu membuat makin mencitrakan Tifatul Sembiring sebagai menteri yang tidak capable. Pencitraan tentang menteri yang gagal itu diperparah lagi dengan berbagai tindakan ide, ucapan dan tindakan kontroversial lainnya.

Selain RUU penyadapan yang mengharuskan KPK harus izin dulu kepada pengadilan untuk menyadap, salaman dengan Ny. Obama juga makin menambah daftar kontroversi menkominfo ini. Dengan bekal-bekal kontroversi yang dimiliki, makanya ketika ada rencana Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementrian Komunikasi dan Informatika mau mengatur RIM karena berbisnis di Indonesia, publik sangat gampang terprovokasi dengan “Tifatul mau memblokir BlackBerry"

Blackberry di Rusia dan negara lainnya

Sejak awal RIM sudah menyatakan bahwa teknologi komunikasi yang mereka usung memberikan jaminan rahasia dan privasi penggunanya. Komunikasi yang dilakukan melalui BlackBerry tidak akan bisa disadap oleh pihak ketiga. Dan ini juga yang membuat BlackBerry sangat menarik bagi penggunanya. Namun ternyata kecanggihan ini bagai pisau bermata dua. Kecanggihan ini digunakan oleh teroris di Mumbai-India untuk mengatur serangan mereka yang menewaskan lebih dari 170 orang. Dinas keamanan dan intelijen India mengaku kesulitan menembus dan melakukan deskripsi terhadap layanan komunikasi BlackBerry yang dienskripsi dengan sangat canggih. Pihak India merasa ini sebagai ancaman nasional akhirnya India memaksa RIM membangun pusat dara di India dan memberikan akses bagi penegak hukum di sana seperti hak akses (penyadapan) data komunikasi via BlackBerry yang diberikan kepada pemerintah US.

Pasca aksi teror di Mumbai-India tahun 2008 itu, beberapa negara sudah mulai resah dengan ketidakmampuan mengontrol komunikasi yang dilakukan via BlackBerry. Uni Emirat Arab dan Saudi Arabia mengkhawatirkan kalau layanan BlackBerry digunakan oleh pihak-pihak yang akan mengganggu kestabilan negara dan meminta hal yang sama kepada RIM dengan ancaman penutupan layanan itu di negaranya. Di China, RIM berusaha melebarkan bisnisnya sejak tahun 2006 tetapi baru berhasil di tahun 2008, itupun layanan BlackBerry betul-betul dibawah kendali pemerintah, bukan hanya pornografi tetapi juga situs-situs yang kritis pada pemerintahan.

Di Rusia, Pihak MTS dan RIM sudah menandatangani kesepakatan pemasaran BlackBerry di Rusia pada kuartal ke akhir 2005, setahun lebih lambat dari Indonesia yang sudah mulai menggunakan BlackBerry pada Desember 2004. Tetapi kesepakatan kerjasama ini tidak bisa langsung dieksekusi oleh kedua pihak, karena belum adanya izin dari FSB (dulunya KGB). Izin belum diberikan karena pihak Federasi Rusia masih harus meneliti sejauh mana efek yang bisa ditimbulkan dari kemampuan BlackBerry itu. Selain meneliti berbagai kemungkinan yang akan ditimbulkan oleh BlackBerry, pemerintah juga menyiapkan segala sesuatu untuk menangani telepon pintar itu. Akhirnya pada akhir 2007 pihak Kremlin memberikan izin kepada BlackBerry untuk masuk ke Rusia. Dan MTS mulai mengimpor BlackBerry pada awal 2008. Izin yang diberikan juga seperti pemberian visa study bagi mahasiswa, berlaku setahun dan akan diperpanjang kalau hasil evaluasi penggunaannya di Rusia tidak bertentangan dengan aturan-aturan yang ada.

Di Rusia, Blackberry dipasarkan untuk pengguna personal baru pada awal 2009. Makanya tidak heran kalau masih sangat banyak mahasiswa Rusia yang tidak kenal BlackBerry. Popularitas BlackBerry dikalahkan oleh IPhone yang harganya jauh lebih mahal. Seorang teman yang mau ke Rusia dalam rangka mengajar English menanyakan kepada teman Rusia-nya apakah BlackBerry bisa digunakan di kota tempat dia tinggal nanti, tetapi temannya menanyakan kembali “BlackBerry itu apa ?”  

Yang menarik walaupun pengguna BlackBerry belum terlalu banyak dan BlackBerry baru dilayani oleh satu provider, justru di negara inilah untuk pertama kali di dunia diciptakan software untuk membobol semua keamanan menjadi kebanggaan RIM itu. Software bernama Elcomsoft Phone Password Breaker itu diciptakan oleh perusahaan bernama Elcomsoft (http://www.elcomsoft.ru) dibawah CEO Vladimir Katalov. Software ini merupakan software komersial pertama di dunia yang bisa meretas password BlackBerry mengakses data-datanya dan mendeskripsi. Software itu juga satu-satunya software di dunia yang bisa membongkar data iPhone dan mendeskripsi passwordnya.

Nah kalau di berbagai negara di dunia, demi keamanan negara dan alasan lainnya BlackBerry harus diatur, kok di negara Republik Indonesia malah di tentang oleh rakyatnya sendiri.. ??

No comments:

Post a Comment